• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Diduga Keracunan Makanan, Belasan Siswa SD di TTS Alami Mual dan Muntah, DPRD NTT Minta Evaluasi Program MBG

    Sabtu, 09 Agustus 2025, Agustus 09, 2025 WIB Last Updated 2025-08-09T02:51:40Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


      

    SoE, TTS .Penakita.Info – Sebanyak 15 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Fafioban, Desa Koa, Kecamatan Molo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga mengalami keracunan makanan pada Rabu, 6 Agustus 2025. Kejadian ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk Anggota DPRD Provinsi NTT, David Imanuel Boimau.

     

    Para siswa dilaporkan mengalami gejala mual, sakit perut, dan muntah-muntah setelah menyantap makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sekitar pukul 10.00 WITA. Dugaan awal penyebab keracunan mengarah pada telur yang menjadi bagian dari menu makanan tersebut.

     

    Menanggapi kejadian ini, David Imanuel Boimau menyampaikan kepada awak media pada Jumat, 8 Agustus 2025, bahwa insiden ini menjadi alarm penting bagi Pemerintah Kabupaten TTS untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap implementasi Program MBG.

     

    "Ada sistem yang harus diperbaiki, terutama soal rantai pasok. Pemerintah harus memanfaatkan orang lokal sebagai penyuplai utama bahan baku seperti daging, telur, dan ikan. Sayuran pun seharusnya disuplai oleh petani lokal terlebih dahulu, baru jika tidak mencukupi kebutuhan, bisa diambil dari luar," tegas David.

     

    David menambahkan bahwa dengan memberikan jaminan kepada petani lokal bahwa hasil produksi mereka akan diserap oleh program, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan produksi. "Kalau ada jaminan hasil mereka dibeli, maka para petani pasti berupaya keras. Ini bukan hanya soal pangan bergizi, tapi juga soal pemberdayaan ekonomi lokal," ujarnya.

     

    Selain itu, David juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap kinerja para vendor yang ditunjuk untuk mengelola logistik dan distribusi makanan MBG. "Vendor harus dievaluasi secara ketat. Kalau kejadian seperti ini terulang, lebih baik kontraknya dihentikan dan diganti dengan vendor lain yang lebih kompeten," tegasnya.

     

    Kepala Sekolah SDN Fafioban, Kristofel Pandie, saat dikonfirmasi pada Rabu sore, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa dirinya tidak berada di sekolah saat kejadian, tetapi mendapat laporan dari para guru. "Saya hari ini tidak masuk sekolah, tetapi dapat informasi dari teman-teman guru bahwa ada peserta didik yang mengalami mual dan muntah setelah makan makanan dari program bergizi gratis," jelas Kristofel.

     

    Kristofel menambahkan bahwa dugaan awal mengarah pada telur yang tampak bermasalah, terutama pada bagian kuningnya, meskipun tidak semua siswa mengalami gejala yang sama. Pihak sekolah telah menghubungi petugas kesehatan, dan tim dari dapur penyedia makanan telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa lebih lanjut.

     

    "Pihak dapur dari Desa Koa sudah turun ambil sampel makanan. Sementara dari Puskesmas belum hadir, tapi ada kader kesehatan yang memberi pertolongan awal kepada anak-anak dengan memberikan minum," ujarnya.

     

    Kristofel berharap agar kejadian ini menjadi bahan evaluasi serius bagi semua pihak terkait. "Supaya tidak terjadi hal serupa di kemudian hari, perlu ada peninjauan ulang terhadap seluruh tahapan pelaksanaan program MBG, dari hulu hingga hilir," tegasnya.

     

    Hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten TTS maupun penyelenggara program MBG terkait hasil pemeriksaan sampel makanan dan perkembangan kondisi para siswa


     


    " Marfin " 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini