KUPANG,Penakita.Info – Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80, Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang menggelar berbagai kegiatan meriah yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Salah satu sorotan utama adalah lomba tarian tradisional dan fashion show busana daerah (pasangan) yang diikuti oleh perwakilan dari seluruh kecamatan di Kabupaten Kupang, dimulai sejak 11 Agustus 2025.
SMAN 2 Fatuleu mendapatkan kehormatan untuk mewakili Kecamatan Fatuleu dalam ajang bergengsi ini. Mereka menampilkan tarian tradisional, fashion show busana daerah (pasangan), dan solo dengan peserta-peserta terbaiknya:
1. Peserta Tarian Tradisional: Darki A. Utan, Try A. Latikary, Resty Y. Tallan, Agustina Pitay, Alkis Talaen, Delven Tallas.
2. Peserta Fashion Show: Reyden Seik dan Rohayny Lete.
3. Peserta Solo: Lily Kake.
Ketiga perlombaan ini didampingi oleh tim solid yang terdiri dari Theresia Raga, Maria Natu Seda, Anastasia Balu, Netty Akmone, dan Meg Up, serta penata busana Dady Hurint.
Steven Akmone, salah satu guru SMAN 2 Fatuleu, mengungkapkan rasa bangganya atas kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah Kecamatan Fatuleu. "Kepercayaan ini merupakan bentuk dukungan kepada anak daerah untuk mengembangkan potensi dan talenta yang dimiliki, sehingga dapat membentuk pribadi dan karakteristik siswa yang siap bersaing menuju Indonesia Emas di masa depan," ujarnya.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Kecamatan Fatuleu atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada SMAN 2 Fatuleu. Saat ini, SMAN 2 Fatuleu telah meraih juara 2 dalam lomba tarian tradisional dan masih menunggu hasil dari lomba fashion show.
Steven Akmone berharap agar pemerintah dan dunia pendidikan terus mendukung mimpi anak-anak desa dengan mendorong siswa untuk mengembangkan potensi diri, sehingga kedepannya dapat berkontribusi positif bagi masyarakat. "Jangan kubur mimpi anak desa, terus dukung mimpi mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara," pungkasnya.
Perayaan HUT RI ke-80 di Kabupaten Kupang ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat persatuan dan kesatuan serta melestarikan budaya daerah.
( marfin )