Lampung Selatan, penakita.info -
Ratusan buruh PT San Xiong Steel kembali menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Lampung Selatan pada Senin, 19 Mei 2025. Ini merupakan aksi ketiga yang dilakukan para buruh, setelah sebelumnya berorasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lampung Selatan pada Senin, 6 Mei 2025, dan melakukan audiensi dengan Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, di rumah dinasnya pada Kamis, 8 Mei 2025.
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan para buruh terhadap Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan yang dinilai belum menindaklanjuti janji penyelesaian konflik ketenagakerjaan di perusahaan tempat mereka bekerja.
Dalam orasi yang berlangsung sejak pukul 10.30 WIB, para buruh menyuarakan tuntutan agar pemerintah daerah bertindak tegas terhadap pihak perusahaan yang belum membayarkan hak-hak pekerja sejak terjadinya konflik internal di tubuh manajemen PT San Xiong Steel.
Massa buruh juga menyuarakan kekecewaan atas janji Bupati Radityo Egi Pratama yang sebelumnya berkomitmen akan membentuk tim khusus penyelesaian masalah, namun hingga lebih dari sepuluh hari sejak audiensi terakhir, tidak ada kejelasan tindak lanjut.
“Kami datang kembali karena kami merasa dibohongi. Bupati sudah berjanji di rumah dinasnya untuk membentuk tim khusus, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Sementara kami harus bayar kontrakan, beli susu anak, dan makan keluarga,” teriak salah satu buruh dalam orasi.
Menanggapi aksi tersebut, Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama akhirnya turun langsung menemui para buruh. Di hadapan massa, ia menyatakan kesediaannya untuk kembali memfasilitasi mediasi dan mencari solusi terbaik secara bersama.
Ketua Umum Federasi Pergerakan Serikat Buruh Indonesia – Konfederasi Serikat Nasional (FPSBI-KSN), Yohanes Joko Purwanto, yang memimpin aksi ini menyampaikan bahwa usai berorasi di kantor bupati, massa buruh akan melanjutkan aksinya ke Kantor DPRD Lampung Selatan. Ia menegaskan bahwa perjuangan para buruh tidak akan berhenti sampai tuntutan mereka dipenuhi.
“Jika pemda dan DPRD masih tidak bertindak, maka kami akan melakukan orasi ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi bahkan sampai bersurat ke kementerian. Kami tidak akan berhenti sampai hak kami dipenuhi,” tegas Yohanes.
Konflik ketenagakerjaan di PT San Xiong Steel berakar dari dualisme kepemimpinan dalam manajemen perusahaan yang menyebabkan kekacauan operasional. Sejak Februari 2025, ratusan buruh tidak menerima gaji dan kehilangan kepastian status kerja. Meski telah melapor ke Disnakertrans Lampung Selatan dan melakukan audiensi dengan pemerintah daerah, namun penyelesaian belum juga terwujud.
Aksi unjuk rasa ini dikawal ketat oleh aparat gabungan dari Polres Lampung Selatan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Hingga berita ini diturunkan, proses mediasi lanjutan antara perwakilan buruh dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan masih berlangsung secara tertutup.
(Ar.mcl)
