Di antara lebih dari 500 sekolah dasar di Kabupaten TTS, SD Impres Taubneno menjadi salah satu yang pertama berhasil mendorong siswa dan guru untuk berkarya melalui tulisan. Buku antologi ini menjadi wujud nyata dukungan terhadap literasi, sekaligus menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh warga sekolah.
Kepala Sekolah SD Impres Taubneno, Fransina A. Lakapu, S.Pd.Gr., menyambut gembira pencapaian ini. Saat diwawancarai di ruang kerjanya, beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh siswa, guru, dan orang tua siswa yang telah mendukung program literasi di sekolah.
"Saya sangat mengapresiasi kerja keras dan dedikasi seluruh siswa, guru, dan dukungan dari orang tua siswa yang telah berkontribusi dalam mewujudkan penerbitan buku ini. Motivasi kami adalah untuk keluar dari zona rendahnya literasi. Kami menyadari bahwa untuk mencapai tujuan ini, kami harus berkolaborasi dengan semua pihak," ujar Fransina.
Fransina menambahkan bahwa penerbitan buku ini menjadi dorongan baginya untuk terus berupaya meningkatkan literasi siswa. Menurutnya, literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga tentang kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
"Literasi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks. Menulis adalah salah satu bentuk literasi tertinggi, karena melalui tulisan, kita dapat menyampaikan ide, gagasan, dan pengalaman kita kepada orang lain," jelas Fransina.
Dalam upaya meningkatkan literasi siswa, SD Impres Taubneno mengimplementasikan berbagai program, salah satunya adalah program Redimcam yang merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Selain itu, sekolah juga mengadakan kegiatan membaca 15 menit setiap hari dan mengintegrasikan kegiatan membaca dalam proses pembelajaran.
"Kami juga memberikan pendampingan kepada siswa yang memiliki minat menulis. Kami memberikan mereka pelatihan dan motivasi agar mereka dapat menghasilkan karya tulis yang berkualitas," tambah Fransina.
Lebih dari 300 siswa yang didampingi, terpilih 55 siswa dan 20 guru yang berhasil menciptakan karya tulis. Karya-karya tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku antologi. Buku ini akan dibagikan kepada siswa setelah acara pentas seni sekolah.
"Salah satu hal yang membuat kami bangga adalah adanya karya siswa yang telah meninggal dunia, namun karyanya tetap abadi dalam buku ini. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus mendorong siswa agar menghasilkan karya tulis," ungkap Fransina.
Fransina berharap, ke depannya, setiap siswa di SD Impres Taubneno dapat berkarya melalui tulisan dan memiliki karya tulis sendiri.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada siswa dan guru yang telah menulis karya tulis. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua siswa yang telah mendukung kami dalam program literasi ini," tutup Fransina.
Penerbitan buku antologi ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, SD Impres Taubneno mampu meningkatkan literasi siswa dan menghasilkan karya tulis yang membanggakan. Semoga prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten TTS untuk terus berupaya meningkatkan kualits pendidikan.( marfin )
