TTS.Penakita.Info - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali mencoreng citra aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Seorang oknum ASN yang bertugas di Kantor Kecamatan Boking dilaporkan oleh istrinya sendiri ke pihak kepolisian atas dugaan tindak kekerasan fisik.
Laporan resmi tersebut terdaftar dengan nomor LP/B/422/X/2025/SPKT/POLRES TTS/POLDA NTT, tertanggal 9 Oktober 2025, pukul 22.15 WITA.
Korban diketahui bernama Merpati Berry (46), seorang ibu rumah tangga asal Desa Meusin, Kecamatan Boking, Kabupaten TTS. Ia melaporkan tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh suaminya, seorang ASN yang bertugas di Kecamatan Boking.
Menurut laporan polisi, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis, 9 Oktober 2025, sekitar pukul 07.00 WITA, di kediaman korban di Desa Meusin.
Pagi itu, korban baru saja kembali dari kebun setelah mengumpulkan buah asam yang jatuh. Sesampainya di rumah, ia mendapati suaminya telah menunggu di depan pintu.
Sempat terjadi perdebatan sengit di antara keduanya, hingga berujung pada tindakan kekerasan oleh sang suami.
"Terlapor langsung memukul korban menggunakan sebatang kayu ke arah bahu kanan dan tangan kiri, serta menampar pipi kiri korban," demikian isi laporan polisi yang diterima di SPKT Polres TTS.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami memar di bahu kanan dan tangan kiri, serta merasakan sakit di pipi kiri akibat tamparan keras dari suaminya.
Setelah kejadian, korban bersama keluarganya segera melaporkan peristiwa tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres TTS untuk meminta perlindungan hukum.
Pihak kepolisian telah menerima laporan tersebut dan tengah melakukan penyelidikan serta tindak lanjut sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Kepada MataTimor.com, Merpati Berry mengungkapkan bahwa ini bukan pertama kalinya ia mengalami kekerasan dari suaminya. Ia mengaku sudah sering menjadi korban, namun selama ini memilih untuk diam demi menjaga keutuhan rumah tangga.
"Dia sudah berulang kali memukul saya, tapi saya hanya bersabar. Namun, kali ini saya sudah tidak tahan lagi. Ketika saya memberi tahu keluarga, mereka tidak terima dan kami melaporkan kejadian ini ke polisi," ungkap Merpati saat ditemui di kediamannya, Rabu (15/10/2025).
Merpati menjelaskan bahwa peristiwa tersebut dipicu oleh rasa cemburu berlebihan dari suaminya.
"Sepertinya dia cemburu, tapi saya mempersilakan dia untuk memeriksa HP saya jika dia curiga saya menyembunyikan sesuatu. Padahal, saya tidak menyembunyikan apa pun darinya," tuturnya lirih.
"Pagi itu, saya hanya pergi mencari asam di kebun karena sebelum sapi dikeluarkan dari kandang, kami harus segera mengumpulkan asam yang jatuh di tanah. Jika terlambat, asamnya akan habis dimakan sapi. Jadi, ketika saya pulang sekitar jam 7, dia sudah menunggu di depan pintu," lanjut Merpati.