Lampung Selatan, Penakita.info – Pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terus memperkuat langkah nyata dalam menjaga garis pantai Indonesia. Salah satu upaya strategis diwujudkan melalui pembangunan pemecah ombak dan pengaman pantai di Desa Banding dan Desa Canti, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, yang resmi dimulai pada 20 Agustus 2025.
Proyek dengan nilai kontrak mencapai Rp27,07 miliar bersumber dari APBN 2025 ini dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana PT Fata Perdana Mandiri, dengan konsultan pengawas dari konsorsium PT Gunung Giri Engineering Consultant KSO PT Duta Bhuana Jaya KSO CV Intishar Karya. Seluruh tahapan pekerjaan dipastikan berjalan sesuai standar teknis nasional, dengan target penyelesaian 134 hari kalender.
Sejak dimulai, geliat pembangunan terlihat jelas di lapangan. Mobilisasi material batu berlangsung intensif, truk angkutan hilir-mudik, pemasangan buis beton dilakukan simultan, dan alat berat siaga mempercepat pekerjaan di pesisir Desa Banding. Proyek ini merupakan kelanjutan pembangunan sebelumnya, sehingga perlindungan pantai akan semakin optimal hingga menjangkau Desa Banding sampai Desa Canti.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, proyek ini juga menghadirkan nilai kebersamaan. Kontraktor pelaksana melibatkan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja lokal, yang tidak hanya menumbuhkan rasa memiliki tetapi juga memperkuat kontribusi warga dalam pembangunan infrastruktur.
Langkah ini sejalan dengan visi besar Presiden RI Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia Emas: pembangunan merata, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk rasa aman serta kesejahteraan rakyat.
Pemerintah menegaskan, proyek pemecah ombak Rajabasa merupakan komitmen jangka panjang untuk melindungi masyarakat dari ancaman gelombang laut, menjaga kelestarian lingkungan pesisir, sekaligus membuka peluang pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur ini diharapkan menjadi fondasi berkembangnya wisata bahari Rajabasa yang lebih tertata dan berdaya saing.
Di bawah pengawasan ketat BBWS Mesuji Sekampung, progres terkini menunjukkan proyek berjalan sesuai rencana dengan capaian sekitar 15 persen. Pekerjaan yang sedang dilakukan mencakup pembuatan tambatan perahu, pemasangan buis beton, serta penimbunan tanah.
“Progres pembangunan saat ini sudah mencapai sekitar 15 persen. Saat ini kami sedang fokus pada tahapan pengerjaan yang meliputi pembuatan tambatan perahu, pemasangan buis beton, serta penimbunan tanah,” ujar pihak kontraktor pelaksana.
Sementara itu, PPK Ketut Purne, ST, MT menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan seluruh pekerjaan berjalan sesuai spesifikasi teknis dan waktu yang telah ditetapkan. “Kami bersama tim terus melakukan monitoring lapangan agar mutu pekerjaan tetap terjaga, sehingga hasilnya benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Direksi Ilham, ST, yang menekankan pentingnya sinergi semua pihak. “Keberhasilan proyek ini tidak hanya ditentukan oleh kontraktor dan pengawas, tetapi juga dukungan masyarakat. Kami ingin pembangunan ini berjalan transparan, berkualitas, dan tepat waktu,” ujarnya.
Dari sisi pengawasan, Paramuda Wira Negara, ST memastikan konsultan pengawas selalu hadir di setiap tahapan pekerjaan. “Kami memastikan setiap detail pengerjaan mengikuti standar nasional, dari pemilihan material hingga metode pelaksanaan. Dengan begitu, keberlanjutan fungsi pemecah ombak dapat terjamin dalam jangka panjang,” terangnya.
Harapannya, kehadiran pemecah ombak Rajabasa akan menjadi benteng perlindungan sekaligus simbol harapan baru bagi masyarakat Lampung Selatan. Lebih dari sekadar tumpukan batu dan beton, proyek ini adalah bukti nyata kehadiran negara: membangun dengan rasa, menjaga lingkungan, meningkatkan kesejahteraan, dan menyiapkan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.(Red)