masukkan script iklan disini
TIMOR TENGAH SELATAN.PenaKita.Info-Prestasi Nono, bocah ajaib asal kecamatan Amarasi kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur yang dua kali menjuarai olimpiade matematika tingkat dunia, semestinya menjadi kebanggaan Indonesia. Namun, ironisnya, dukungan pemerintah terhadapnya nyatanya sangat minim.
Yang di langsir dari akun Tik tok @ elfiga21 dari Ketiadaan beasiswa atau bantuan serupa dari pemerintah pusat, bahkan pemerintah daerah dan provinsi, sungguh memprihatinkan. Hanya bantuan dari pihak swasta, Astra, yang ia terima, itupun masih jauh di masa depan, saat ia berusia 17 tahun.
Ini adalah potret nyata minimnya perhatian pemerintah terhadap anak-anak berprestasi di Indonesia. Nono mewakili Indonesia di kancah internasional, mengharumkan nama bangsa, namun sayangnya, ia tak mendapatkan dukungan yang memadai dari negaranya sendiri.
Ketiadaan dukungan ini bukan hanya masalah finansial, tetapi juga mencerminkan kurangnya perhatian dan apresiasi terhadap bakat dan potensi anak-anak muda Indonesia.
Pemerintah seharusnya lebih proaktif dalam mengidentifikasi dan membina talenta-talenta muda seperti Nono, agar mereka dapat berkembang dan berkontribusi lebih besar bagi bangsa dan negara. Harapannya, kasus Nono ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem pembinaan dan pemberian penghargaan bagi anak-anak berprestasi di Indonesia.