• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Program 100 Hari Bupati Egi Dikecam Warganet: Retorika Politik Dinilai Gagal Diwujudkan

    Rabu, 21 Mei 2025, Mei 21, 2025 WIB Last Updated 2025-05-21T04:48:57Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Dok. Bupati Lampung Selatan Radityo Egy Pratama 

    Lampung Selatan, penakita.info -

    Program 100 hari kerja Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, mulai mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Kritikan terbuka mencuat melalui sebuah unggahan akun Facebook Kalianda Kahut pada Selasa, 20 Mei 2025, yang menilai tidak adanya gebrakan berarti dari pemerintahan baru tersebut.


    Postingan yang diberi judul “Program 100 Hari Kerja Bupati Egi, Jauh Panggang dari Api” itu menyebut bahwa hingga mendekati batas akhir program, hampir seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) belum menunjukkan progres yang bisa dibanggakan. Minim inovasi, buruknya koordinasi, dan ketidaksiapan birokrasi menjadi catatan serius dalam unggahan itu.


    “Kritikan ini merupakan rangkuman opini publik dari berbagai kalangan—elit lokal, LSM, media, hingga percakapan di warung, gardu, pasar, dan tempat ngopi,” tulis akun Kalianda Kahut dalam narasinya.


    ---


    Unggahan tersebut menandai 11 akun, mendapat 9 tanda suka dan 20 komentar dalam 18jam sejak diposting. Angka ini memperlihatkan adanya respons aktif dari warganet terhadap isu tersebut.



    Salah satu komentar datang dari akun @Solihin Salim yang menuliskan,

    “Masyarakat itu yang penting eksekusinya… bukan retorika…” —pernyataan singkat yang mencerminkan kejenuhan publik terhadap janji politik yang belum juga diwujudkan.


    Komentar lain datang dari @Saefunnaim Tak Terhingga, seorang aktivis vokal di media sosial dan grup WhatsApp, sekaligus Sekretaris Karang Taruna Lampung Selatan. Ia juga diketahui merupakan pendukung pasangan Egi–Syaiful saat Pilkada 2024 lalu. Dalam komentarnya, ia menandai wartawan senior dan Direktur Pelaksana Tiga Pena Indonesia, Edwin Apriandi.


    "Coba Tanya Pandangan Wartawan Senior Bung Edwin Apriandi, Apakah Tulisan Di Atas Akan Menjadi Sorotan?," tulis Saefunnaim dalam komentarnya.


    Menanggapi pertanyaan tersebut, Edwin Apriandi tidak memberikan pandangannya langsung, namun memilih mengutip pesan yang dikirimkan oleh Direktur Radio DBFM Kalianda, Rudi Suhaimi, melalui WhatsApp.


    "Yang jelas, seorang pemimpin besar itu adalah yang mampu melahirkan banyak pemimpin, kang. Dan ia sadar dengan dirinya sendiri apakah kepemimpinannya sudah berhasil atau belum. Saat berani mengklaim keberhasilannya, harus diimbangi dengan akurasi data dan statistik perubahan yang nyata. Ini komentar Rudi Suhaimi Kalianda yang di WA ke gua minta ditulis," terang Edwin dalam balasannya.


    Radityo Egi Pratama yang dikenal sebagai sosok muda dan disebut-sebut sebagai salah satu bupati terkaya di Provinsi Lampung, tak lepas dari perhatian publik sejak awal masa jabatannya. Ia adalah menantu dari Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, sekaligus suami dari Zita Anjani, utusan khusus presiden bidang pariwisata.


    Kombinasi antara kekuatan politik dan status sosial itu membuat ekspektasi terhadap kepemimpinannya sangat tinggi. Namun menurut opini warganet, program 100 hari yang semestinya menjadi etalase gebrakan awal pemerintahan justru berjalan stagnan.


    Kritik terhadap OPD yang dinilai lamban dan tidak mampu menerjemahkan visi misi kepala daerah, semakin menguatkan kesan bahwa pemerintahan Bupati Egi belum menyentuh substansi perubahan yang dijanjikan saat kampanye.


    Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan terkait evaluasi atau tindak lanjut atas sorotan publik ini. Warga kini menanti, apakah kritik tajam yang dilontarkan melalui media sosial akan dijadikan refleksi oleh pemimpin daerah, atau hanya dianggap sebagai riak belaka.


    Jika dalam waktu dekat tidak ada perubahan nyata yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, maka program 100 hari kerja Bupati Egi patut dipertanyakan keseriusannya—bukan mustahil publik akan menganggapnya sebagai sekadar retorika politik tanpa eksekusi. 


    (Ar.mcl/Tim)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini