Timor Tengah Selatan.Penakita.Info
Sebuah babak baru dalam sejarah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur, tercipta dengan gemilang. Nama TTS kini mengharum di kancah nasional bahkan dunia, usai mencatatkan dua prestasi luar biasa dalam buku sejarah Rekor MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia).
terpantau Pada Selasa, 29 April 2025, sebanyak 10.000 siswa dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK hingga SLB bersatu dalam semangat literasi dan budaya, membacakan puisi berjudul “Flobamorata Memanggil Pulang, Ayo Bangun NTT” dalam tiga bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Dawan (Uab Meto). Kegiatan monumental ini digelar di Lapangan Puspenmas SoE sebagai bagian dari Festival Literasi Sastra Daerah 2025.
Tak hanya sebuah pertunjukan seni, acara ini menjadi penanda penting bahwa generasi muda TTS tidak hanya melek literasi, tetapi juga menjunjung tinggi akar budaya dan bahasa ibu mereka. Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, yang hadir langsung di lokasi, menyampaikan pujian setinggi langit atas capaian ini.
“Hari ini, 10.000 siswa Kabupaten TTS telah menorehkan sejarah dalam Festival Literasi NTT. Dengan bangga, MURI mencatat pembacaan puisi tiga bahasa ini sebagai rekor dunia,” ujar Yusuf dengan penuh haru.
Acara ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi NTT, Samuel Halundaka, Bupati TTS Eduard Markus Lioe, Ketua DPRD TTS Mordekai Liu, dan unsur Forkopimda, guru, kepala sekolah, serta masyarakat dari penjuru TTS.
Namun bukan hanya itu yang membuat Kabupaten TTS bersinar. Sepuluh tahun sebelumnya, tepatnya pada 27 Januari 2015, putra asli kelahiran Kabupaten TTS pada 14 April 1975, Brigjen TNI (Purn) Simon Petrus Kamlasi, juga mengukir prestasi membanggakan dengan mencetak Rekor MURI sebagai pemrakarsa pembuat pompa hidrolik RAM (Hidram) terbanyak di dunia.
Simon Petrus Kamlasi, yang kini menjabat sebagai Staf Ahli Menko Pangan bidang Lingkungan Hidup, saat dikonfirmasi oleh matatimor.com, menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian TTS yang terus berlanjut.
“Saya sangat bangga. Ini bukan hanya tentang rekor, tapi tentang kesadaran kita sebagai orang Timor bahwa kita punya potensi luar biasa. Anak-anak TTS telah membuktikan bahwa literasi dan teknologi bisa berjalan beriringan untuk mengangkat martabat daerah kita,” ungkap SPK sapaan akrab Simon Petrus Kamlasi
SPK juga menyampaikan harapan agar generasi muda TTS terus berinovasi dan menjaga warisan budaya.
“Kita boleh melangkah ke masa depan, tapi jangan pernah melepaskan akar kita. Bahasa Dawan itu kekuatan, literasi itu senjata, dan inovasi adalah jalannya,” tutupnya