masukkan script iklan disini
Siapakah yang menyangka, di tengah kedai bakso yang dipenuhi suara obrolan dan aroma bawang merah yang harum, terlahir pemikiran yang begitu mendalam tentang nasib bumi kita?
Begitulah saat Direktur BUMNAG Koto Tangah, Firdaus, duduk rileks menyantap mangkuk bakso kesukaannya – tanpa meja podium, tanpa mikrofon, hanya dengan hati yang jujur dan pandangan yang luas.
Tanpa niat menyampaikan pidato resmi, ia secara alami mengungkapkan pandangan yang menggugah hati dan jiwa.
"Apakah kita mau jadi generasi yang hanya memikirkan keuntungan hari ini, sementara bumi yang kita tinggali hancur perlahan-lahan ?" Optimisme Firdaus bukanlah omong kosong yang hanyut terbawa angin.
Ia melihat BUMNAG Koto Tangah bukan sebagai sekadar lembaga bisnis, melainkan sebagai motor perubahan untuk melindungi lingkungan.
"Mengapa harus memilih antara untung dan bumi yang sehat?" ujarnya sambil menyantap potongan daging yang lembut.
Bagi dia, kedua hal itu bukanlah hal yang saling meniadakan, melainkan dua sisi dari satu koin yang tak bisa dipisahkan.
Masalah kelestarian lingkungan, menurutnya, sudah tidak bisa ditunda lagi atau diserahkan hanya kepada pemerintah atau lembaga lingkungan.
"Kita tidak akan biarkan anak cucu kita hanya melihat gambar hutan di buku, bukan merasakan sejuk udara dan keindahan pohon yang hidup?" cetusnya.
Di tengah suasana kedai yang riang, kata-katanya membangkitkan kesadaran bahwa setiap langkah yang kita ambil dalam usaha hari ini akan menentukan bagaimana bumi akan tampak untuk generasi mendatang.
Komitmen Firdaus tidak hanya berhenti pada kata-kata. Ia mengungkapkan rencana nyata untuk memasukkan prinsip ramah lingkungan ke dalam setiap kegiatan usaha – mulai dari pengelolaan limbah yang bijak hingga penggunaan energi terbarukan. "
Mengapa tidak membuat usaha kita sebagai contoh bahwa berbisnis bisa juga melindungi bumi?" katanya sambil memotong bakso telur yang lembut.
Di kedai bakso yang sama, di mana orang berkumpul untuk bersantai, Firdaus menanam benih harapan bahwa perubahan bisa dimulai dari mana saja.
"Apakah kamu percaya bahwa sebuah kedai bakso bisa jadi tempat kelahiran ide untuk menyelamatkan bumi?" tanyanya.
Sebelum pergi, ia mengakhiri dengan pesan kuat.
"Kita tidak bisa menunda lagi. Hari ini adalah waktunya membangun usaha yang menguntungkan dan menjaga kelestarian lingkungan – hak anak cucu kita." Dengan senyum lebar, ia meninggalkan kedai
Firdaus terlihat sangat optimisme dan terkesan bahwabahwan di tempat paling sederhana, kita bisa menemukan makna terbesar untuk masa depan kita.
(yamanLbs)
