Lampung Selatan, Penankita.info —
Polemik antara anggota DPRD Lampung Selatan dan wartawan mencuat. Ketua Komisi III DPRD Lampung Selatan, Yuti Ramayanti, dituding melakukan intimidasi terhadap seorang wartawan saat meninjau proyek jalan di Desa Bumi Daya, Kecamatan Palas, pada Kamis (6/11/2025).
Namun, bantahan keras datang dari Yuti. Ia menilai pemberitaan yang beredar di sejumlah media lokal tidak berimbang dan telah menggiring opini publik secara keliru.
Dalam pemberitaan awal, Yuti disebut memanggil wartawan dengan nada tinggi, merampas telepon genggam, hingga melontarkan ancaman. Tetapi, versi yang disampaikan Yuti berbeda.
“Itu tidak benar. Kami di sana sempat ketawa-ketawa, tidak ada marah atau ancaman apa pun, bahkan HP-nya saya kembalikan baik-baik. Sayangnya, berita yang beredar tidak mengonfirmasi saya terlebih dahulu,” ujar Yuti saat di konfirmasi, Jumat (7/11/2025).
Yuti mengaku kecewa karena pemberitaan yang menuding dirinya intimidatif hanya menampilkan satu sisi cerita tanpa memberikan ruang klarifikasi.
“Kalau mau memberitakan, konfirmasi juga ke saya. Jangan sepihak. Ini bisa menimbulkan kesan seolah saya menekan wartawan, padahal tidak,” tegasnya.
Menurut Yuti, kehadirannya di lokasi proyek merupakan bagian dari tugas resmi Komisi III DPRD Lampung Selatan dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap proyek infrastruktur yang menggunakan anggaran daerah.
“Saya ini bekerja sesuai fungsi pengawasan. Tidak ada maksud lain, apalagi menghalangi tugas jurnalis,” katanya menambahkan.
Yuti juga menegaskan bahwa dirinya menghormati peran media dan tetap berharap agar insan pers di Lampung Selatan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, terutama dalam hal verifikasi dan keberimbangan berita.
“Saya sangat menghargai teman-teman media. Tapi kalau berita hanya mengangkat satu sisi, itu tidak adil. Saya siap jika mau diklarifikasi bersama, biar semuanya jelas,” pungkasnya.
Namun, persoalan ini tak berhenti di situ. Salah satu anggota Komisi III DPRD Lampung Selatan yang turut mendampingi kegiatan, Ahmad Muslim, memberikan keterangan yang justru menambah lapisan baru dalam polemik ini.
Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Muslim awalnya membenarkan bahwa tidak ada keributan di lokasi.
“Saya tidak mengetahui apakah terjadi percekcokan atau tidak. Yang saya lihat mereka hanya berbincang biasa. Karena waktu sudah sore dan masih ada lokasi lain yang harus dikunjungi, saya memanggil Mbak Yuti agar segera berangkat menuju Candipuro,” ujarnya.
Namun, pernyataannya berbeda ketika memberikan klarifikasi kepada jurnalis lain. Dalam rekaman suara yang diterima IndepthNews.id, terdengar jelas bahwa Muslim menyebut sempat mendengar adanya perdebatan di lokasi.
“...nggak tahu saya apa ceritanya apa, tahu-tahu saya mendekat kayak ada suara berdebat-berdebat gitu, saya panggil aja ‘yuk pulang yuk’,” ujar Muslim dalam rekaman tersebut.
Dua versi keterangan yang berbeda ini kini menjadi sorotan publik. Di satu sisi, Yuti Ramayanti menegaskan tidak ada intimidasi maupun perdebatan. Di sisi lain, rekaman suara percakapan ahmad Muslim Dengan Jurnalis Gebrakkasus.com justru menimbulkan tanda tanya baru tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Publik pun menanti langkah selanjutnya, apakah akan ada klarifikasi resmi dari Komisi III DPRD Lampung Selatan, atau bahkan upaya penyelidikan lebih lanjut dari organisasi profesi wartawan untuk memastikan transparansi dan kebenaran peristiwa di Palas tersebut. (Ar.mcl)
