So,E Penakita.Info - Anggota DPRD NTT dari Fraksi Golkar, Dr. Inche D. P. Sayuna, baru-baru ini mengkritik tajam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyusul beberapa kasus dugaan keracunan makanan. Kritik tersebut menyoroti lemahnya tata kelola, pengawasan, dan kesiapan pemerintah daerah dalam menjalankan program ini. Kamis 31 Juli 2025.
Inche Sayuna menyatakan ketidakjelasan sejumlah kasus keracunan, dengan beberapa masih dalam penyelidikan BPOM dan lainnya telah masuk proses hukum. Ia menuding ketidakpahaman banyak pihak terhadap tata kelola dan regulasi MBG sebagai penyebab utama masalah. Sistem manajemen yang terfragmentasi mengakibatkan kurangnya quality control dan saling lempar tanggung jawab antar pihak yang bertanggung jawab. Lebih lanjut, ia menilai pemerintah daerah belum siap sepenuhnya, ditandai dengan minimnya petunjuk teknis operasional, kurangnya sosialisasi teknis, dan keterlibatan yang kurang maksimal dalam proses uji coba dan perencanaan. Lemahnya penerapan standar keamanan pangan juga menjadi indikator adanya celah fatal dalam pelaksanaan program.
Lanjutnya Inche Sayuna pentingnya peran BGN sebagai koordinator nasional untuk memperkuat koordinasi horizontal (antar instansi) dan vertikal (pusat-daerah). Ia menyarankan agar pemerintah daerah dilibatkan sebagai mitra strategis untuk memastikan pengawasan dan efektivitas program. Meskipun BGN menyatakan belum dapat memastikan penyebab pasti keracunan, Inche Sayuna menegaskan bahwa lemahnya standar keamanan pangan merupakan masalah serius yang harus segera ditangani.
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, Inche Sayuna merekomendasikan pembenahan tata kelola MBG secara menyeluruh. Hal ini meliputi penyempurnaan tugas pokok dan fungsi BGN, penguatan koordinasi dengan pemerintah daerah, dan perluasan landasan regulasi yang mengatur pelaksanaan MBG. Ia menekankan bahwa penguatan keamanan pangan dan gizi dalam menu MBG sangat penting untuk mencegah ancaman kesehatan massal pada anak-anak. Pernyataan Inche Sayuna ini menambah daftar kritik terhadap implementasi MBG di NTT, yang dinilai masih jauh dari harapan. Evaluasi total dan perbaikan menyeluruh menjadi kebutuhan mendesak agar program MBG dapat mencapai tujuannya tanpa menimbulkan risiko kesehatan.ujar Inche Sayuna.
Kritik terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di NTT yang disampaikan oleh Inche Sayuna menyoroti pentingnya tata kelola yang baik, koordinasi antar lembaga yang efektif, dan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan program pemerintah. Perbaikan menyeluruh dan evaluasi yang komprehensif sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa program MBG dapat memberikan manfaat yang optimal bagi anak-anak di NTT tanpa menimbulkan risiko kesehatan. Keberhasilan program ini bergantung pada komitmen semua pihak terkait untuk bekerja sama dan memastikan terlaksananya standar keamanan pangan dan gizi yang tinggi.
(MH)