Lampung Selatan, penakita.info -
Menanggapi keluhan warga terkait tumpukan sampah yang dinilai mencemari lingkungan sekitar kawasan wisata, manajemen Junglesea bergerak cepat dengan memindahkan sampah tersebut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pemindahan sampah ini dilakukan atas kerja sama antara pihak Junglesea dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lampung Selatan. DLH turut mengerahkan dua unit kendaraan pengangkut untuk mempercepat proses pembersihan lokasi.
General Manager Junglesea, Ghufron Azhar, menegaskan bahwa pihaknya selalu terbuka terhadap masukan dari masyarakat, terutama jika berkaitan dengan isu lingkungan.
“Junglesea selalu membuka diri terhadap lingkungan. Jika lokasi yang digunakan untuk penampungan sampah berdampak bagi warga sekitar, maka kami akan mencari solusi terbaik atau bahkan memindahkan lokasinya,” ujarnya.
Ghufron Azhar juga menjelaskan bahwa pengelola tidak ingin aktivitas wisata yang mereka jalankan menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Karena itu, penanganan terhadap persoalan sampah dilakukan secepat mungkin agar tidak menimbulkan keresahan lebih lanjut.
Lebih dari itu, pihak Junglesea juga berencana melakukan mediasi dengan masyarakat setempat guna mencari solusi jangka panjang terkait lokasi penampungan sampah. Upaya ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan bersama yang tidak merugikan warga dan tetap mendukung kelestarian lingkungan.
Sebelumnya, keluhan warga sempat diberitakan oleh salah satu media online. Menanggapi hal tersebut, Gufron berharap ke depannya masyarakat dapat terlebih dahulu menyampaikan aspirasi atau permasalahan lingkungan melalui aparatur desa, seperti kepala dusun atau kepala desa.
“Kami sangat terbuka terhadap keluhan warga dan akan sigap menanggapinya. Tapi alangkah baiknya jika disampaikan melalui aparatur desa agar koordinasinya lebih cepat dan tepat,” imbuhnya.
Manajemen Junglesea menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan di sekitar kawasan wisata. Koordinasi dengan pemerintah daerah akan terus dilakukan, khususnya dalam pengelolaan sampah yang timbul dari aktivitas pengunjung.
(S Maulana)
