Manggarai, Penakita.info
Sebagai bangsa Indonesia, kita memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Kita telah melalui berbagai tantangan dan rintangan, namun kita tetap berdiri tegak sebagai bangsa yang utuh.
Nasionalisme dan toleransi adalah dua nilai yang sangat penting dalam membangun bangsa yang kuat
Nasionalisme adalah cinta tanah air yang mendalam. Kita harus mencintai dan menghormati tanah air kita, serta berusaha untuk memajukan dan membangunnya.
Nasionalisme bukan berarti kita harus menolak atau membenci orang lain, namun kita harus memiliki rasa bangga dan cinta terhadap tanah air kita.
Toleransi adalah kunci kerukunan antar umat beragama, suku, dan budaya. Kita harus belajar untuk menerima perbedaan dan menghormati keyakinan orang lain.
Toleransi bukan berarti kita harus menyerah pada perbedaan, namun kita harus memiliki kemampuan untuk hidup berdampingan dan bekerja sama.
Nasionalisme dan toleransi adalah dua nilai yang sangat penting dalam membangun bangsa yang kuat dan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang dikatakan oleh Ir. Soekarno, "Kita harus menjadi bangsa yang besar, bukan hanya besar dalam jumlah, tetapi besar dalam jiwa dan semangat."
Baru-baru ini di Manggarai, remaja Masjid dan IPELMESRA telah menunjukkan contoh konkret dari toleransi beragama dengan berpartisipasi dalam prosesi Jalan Salib. Kegiatan ini menunjukkan bahwa umat Muslim dan Kristiani dapat hidup berdampingan dan saling menghormati.
Kegiatan ini memberikan pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya toleransi beragama. Kita harus belajar untuk menerima perbedaan dan menghormati keyakinan orang lain. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan damai.
Dalam sebuah contoh nyata dari toleransi dan kerukunan antar umat beragama, remaja Masjid Baiturrahman Ruteng dan Ikatan Pelajar Muslim Elar Sambi Rampas (IPELMESRA) berpartisipasi dalam pengamanan prosesi Jalan Salib di Natas Labar pada Jumat, 18 April 2025.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari umat Islam untuk menunjukkan kepedulian dan toleransi terhadap umat Kristiani.
“Mengikuti kegiatan prosesi Jalan Salib merupakan salah satu bentuk kepedulian dan rasa toleransi kami terhadap umat Kristiani yang merayakan prosesi tersebut,” kata Arik Daivula.
Selain sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat Katolik, Arif juga menjelaskan bahwa kegiatan ini dapat mempererat tali persaudaraan dan persatuan antar umat beragama.
“Kami merasa senang karena dengan mengikuti kegiatan tersebut, kami dapat semakin erat dalam tali persaudaraan dan menjaga toleransi,” jelasnya.
Partisipasi remaja Masjid Baiturrahman Ruteng dan IPELMESRA dalam prosesi Jalan Salib menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Manggarai.
Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa umat Muslim dan Kristiani dapat hidup berdampingan dan saling menghormati.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan toleransi antar umat beragama,” tutupnya.
Prosesi Jalan Salib di Natas Labar dapat berjalan dengan lancar dan aman berkat partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk remaja Masjid dan IPELMESRA.
Partisipasi ini juga menunjukkan bahwa toleransi dan kerukunan antar umat beragama dapat terus dijaga dan ditingkatkan di Kabupaten Manggarai.
Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan toleransi antar umat beragama. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan damai, serta mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang besar dan kuat.
Editor: Opang Nero