• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Di Balik Gemuruh Tepuk Tangan: Kisah Yunita, Tangis Haru, dan Semangat Juang di Turnamen Tenis Meja DPRD TTS Cup 2

    Jumat, 24 Oktober 2025, Oktober 24, 2025 WIB Last Updated 2025-10-24T15:11:39Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

        Yunita Baifeto Salah satu Peserta Lomba                        Tenis Meja Tingkat SD


    Soe –Penakita.Info -  GOR Neksmese Soe, 23/10/2025. Kamis sore itu, menjadi saksi bisu dari sebuah perhelatan olahraga yang meriah: penutupan Turnamen Tenis Meja DPRD TTS Cup 2 Tahun 2025. Sorak sorai dan tepuk tangan membahana saat Ketua Panitia, Filmon Nubatonis, dengan lantang membacakan nama-nama para pemenang dari berbagai kategori. Para peserta yang berhasil meraih juara pun tak kuasa menyembunyikan kegembiraan mereka, meluapkan kebahagiaan dengan semangat yang membara.

     

    Namun, di tengah gegap gempita perayaan kemenangan, sebuah pemandangan kontras tertangkap oleh mata jeli awak media. Di salah satu sudut GOR, seorang gadis kecil tampak duduk seorang diri, bahunya berguncang menahan tangis. Ia adalah Yunita Baifeto, salah satu peserta turnamen dari kategori Sekolah Dasar (SD).

     

    Dengan hati-hati, seorang jurnalis mendekati Yunita dan bertanya dengan lembut, "Ade pu nama sapa (namanya siapa)? Kenapa ade menangis?"

     

    Dengan suara lirih yang nyaris tenggelam dalam kebisingan GOR, Yunita menjawab, "Beta pu nama Yunita Baifeto, Kaka. Beta liat kawan dong terima hadiah, makanya beta menangis (Saya Yunita Baifeto, Kak. Saya lihat teman-teman terima hadiah, makanya saya menangis)."

     

    Yunita kemudian menjelaskan bahwa ia merasa sedih karena tidak berhasil meraih kemenangan dalam turnamen ini. "Ade iko lomba ko sonde ikut, Kaka? Beta iko, tapi beta kalah (Adik ikut lomba atau tidak, Kak? Saya ikut, tapi saya kalah)," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

     

    Gadis kecil yang duduk di bangku kelas lima SD Oebesa ini bercerita bahwa ia tergabung dalam grup Nusantara dan datang ke turnamen bersama Pak Roy Babis. Namun, ada satu hal yang membuat hatinya semakin pilu: ayahnya tidak bisa hadir untuk memberikan dukungan langsung.

     

    "Beta pu bapa sonde (tidak ikut) karna beta pu rumah di Oekefan. Beta tinggal dengan beta pu bapa sa (saja), mama su sonde ada lai (Ibu sudah tidak ada lagi)," ungkap Yunita dengan nada sendu.

     

    Mendengar cerita Yunita, hati para jurnalis yang hadir pun tersentuh. Di balik gemerlapnya sebuah turnamen, ternyata ada kisah seorang anak kecil yang berjuang dengan segala keterbatasan, namun tetap memiliki semangat juang yang tinggi.

     

    Meskipun tidak berhasil meraih juara, Yunita telah menunjukkan kepada kita semua bahwa keberanian untuk mencoba dan semangat untuk tidak menyerah adalah kemenangan yang sesungguhnya.

     

    Selain kisah mengharukan dari Yunita, Turnamen Tenis Meja DPRD TTS Cup 2 juga menjadi ajang bagi para atlet muda lainnya untuk menunjukkan bakat dan kemampuan mereka. Ajang ini menjadi bukti bahwa potensi olahraga di Timor Tengah Selatan sangat besar dan perlu terus didukung.

     

    Salah satu orang tua peserta yang berhasil diwawancarai oleh awak media mengungkapkan rasa terima kasihnya atas penyelenggaraan turnamen ini. "Dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, anak-anak kami bisa ikut lomba dan mengembangkan bakat mereka. Apalagi kami hanya petani biasa. Kalau kami tidak mampu menyekolahkan anak-anak sampai sarjana, dengan kegiatan begini, anak-anak kami dapat prestasi dan bisa membanggakan kami sebagai orang tua," tuturnya dengan mata berbinar.

     

    Turnamen Tenis Meja DPRD TTS Cup 2 Tahun 2025 telah usai. Namun, kisah Yunita dan semangat para peserta lainnya akan terus membekas di hati kita, menjadi inspirasi untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam meraih impian.

     

    ( Marfin

    .

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini