TTS.Penakita.Info || Festival budaya, yang dikenal sebagai karnaval budaya Kabupaten Timor Tengah Selatan, diikuti oleh 165 regu peserta dari berbagai organisasi. Kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga ajang bagi setiap regu untuk mempertunjukkan tarian, seni, dan pakaian adat.
Kehadiran keluarga besar Yayasan YNS turut memeriahkan karnaval kota Soe yang diadakan setiap tahun pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Ketua Yayasan YNS, Yusinta Ningsih Nenobahan, menyampaikan kepada media bahwa ia mengikuti perkembangan di media sosial yang menggambarkan karnaval sebagai ajang joget dan pamer sound system.
"Memang benar bahwa pemuda tidak memiliki wadah untuk mengapresiasi diri, sehingga karnaval menjadi momentum untuk meluapkan ekspresi. Namun, bukan berarti kita melarang, tetapi perlu ada momentum khusus di luar karnaval yang memberikan ruang bagi pemuda," ujarnya.
Yusinta menambahkan, peringatan karnaval seharusnya tidak hanya menjadi ajang joget, mengingat budaya yang semakin tergerus, pengangguran yang tinggi, dan modernisasi yang kebablasan di kalangan anak muda. Ia berharap agar SDM dapat dipersiapkan dengan baik di masa depan, dan mengajak untuk kembali ke tanah kelahiran.
"Semoga karnaval tahun depan lebih banyak menampilkan budaya asli, bukan hanya sekadar baliho atau pakaian adat tanpa mempertontonkan ciri khas budaya dari setiap daerah. Kali ini, kami menampilkan pilsain dari Nunkolo dan tarian gong. Semoga tahun depan kami bisa membawa budaya dari desa atau kecamatan lain, sehingga TTS tetap maju tanpa melupakan identitas atau budaya," pungkasnya.
( Marfin )
