• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Anita J Gah Berkomitmen untuk, Penanganan Anak Putus Sekolah, dan Pengawasan Dana Pendidikan

    Rabu, 20 Agustus 2025, Agustus 20, 2025 WIB Last Updated 2025-08-20T08:44:19Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    TTS.Penakita.Info - Soe, Nusa Tenggara TimurWorkshop Bantuan Operasional Sekolah (BOSP) 2025 yang digelar di Hotel Bahagia Dua, Soe, pada Rabu, 20 Agustus 2025, menjadi wadah penting untuk membahas berbagai isu krusial dalam dunia pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Acara ini dihadiri oleh Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, S.E., Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten TTS, serta seluruh Kepala Sekolah dari berbagai jenjang pendidikan di wilayah tersebut.

     

    Dalam kesempatan tersebut,Anita Jacoba Gah,S.E. pada media ini menekankan komitmennya untuk memastikan pendidikan bermutu bagi seluruh anak di Kabupaten TTS. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mendaftarkan anak-anak mereka dalam program Bantuan Indonesia Pintar (PIP) yang pendaftarannya dibuka di GOR Nekmese Soe pada tanggal 21 Agustus 2025. Masyarakat diharapkan membawa Kartu Keluarga, informasi nama sekolah, dan nomor HP orang tua saat mendaftar.

     

    Lebih lanjut, Anita Jacoba Gah menyoroti permasalahan tingginya angka putus sekolah di Kabupaten TTS yang mencapai 22 ribu anak, tertinggi di NTT. Ia menegaskan akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk mencari tahu penyebab utama masalah ini. Jika faktor ekonomi menjadi kendala utama, pihaknya akan segera memberikan bantuan PIP kepada anak-anak yang putus sekolah.

     

    "Saya minta Pemerintah Daerah, kami akan sama-sama turun langsung dan mengecek apa penyebab anak putus sekolah. Jika hanya karena faktor ekonomi, kita segera berikan PIP," tegas Anita.

     

    Anita menambahkan bahwa tujuan PIP adalah untuk membantu anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi agar dapat terus bersekolah. Ia berharap dengan adanya bantuan ini, tidak ada lagi anak di Kabupaten TTS yang putus sekolah karena alasan ekonomi.

     

    Selain masalah anak putus sekolah, Anita Jacoba Gah juga menyoroti kurangnya tenaga pengawas di Kabupaten TTS. Dengan jumlah sekolah mencapai 700-an, hanya ada 4 tenaga pengawas yang bertugas. Ia akan meminta kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar menambah jumlah tenaga pengawas di Kabupaten TTS.

     

    "Kalau bisa, satu pengawas minimal mengawasi 10 sekolah, sehingga tidak terjadi kesalahan penggunaan dana BOS. Jika tidak ditambahkan pengawas, uang negara yang saya perjuangkan akan mubazir," ujarnya.

     

    Anita berharap dengan penambahan tenaga pengawas, dana APBN yang diperjuangkannya untuk pendidikan dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten TTS.

     

    Terkait perbaikan gedung sekolah, Anita Jacoba Gah menyampaikan bahwa pada tahun 2025 ini, ada 46 gedung sekolah di Kabupaten TTS yang akan diperbaiki melalui dana revitalisasi. Dana tersebut akan langsung masuk ke rekening sekolah atau swakelola. Ia meminta teman-teman wartawan untuk ikut mengawasi pelaksanaan perbaikan gedung sekolah ini, karena dana revitalisasi merupakan dana swadaya dari kepala sekolah dan orang tua siswa.

     

    "Saya akan berikan nama-nama sekolah agar bisa dicek betul apakah sekolah itu dikerjakan atau direhab. Dana revitalisasi ini perlu diawasi," pungkasnya.


    ( Marfin)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini